Kamis, 26 Juli 2012

Potret Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah ( Ingin Cepat Kaya? Mengurus Di Amal Usaha )

Oleh Azwar Bado
Sunnah Ilahi, makhluk diciptakan utamanya Manusia sebagai Pemimpin dan di Pimpin. Keinginan tidak memisahkan dan menimbulkan perpecahan, perselisihan yang berakhir pada rusaknya hubungan ikatan. Pemimpin setiap kelompok adalah Jiwa dan Nyata sebagai pemimpin yang baik maka baik pulalah kelompok itu namun jika pemimpinnya rusak maka akan rusak pula kelompok itu.

Muhammadiyah, khususnya Amal Usaha Muhammadiyah kini diurus dari banyaknya pimpinan yang dinilai dan terkesannya berlomba-lomba untuk mencari kekayaan dan berada pada kalangan Hedonisme. Namun, sebagaian dari mereka yang mengurus Amal Usaha Muhammadiyah dan menjadikan Muhammadiyah sebagai tempat mencari KEKAYAAN.

Tidak sedikit dari mereka yang menggunakan Dalil Al Qur'an dan hadits, Hukum secara umumnya. Bahkan, bersedia mengeluarkan ANGGARAN yang tidak sedikit jumlahnya untuk melegitimasi keinginan secara sembunyi-sembunyi. Berbagai cara (Menghalalkan segala cara) mereka lakukan
untuk bisa mendapatkan KEKAYAAN dalam mengelola Amal Usaha Muhammadiyah.

Ada apa dengan akhlak mereka?. Pengelolaan tanpa pengawasan membuka ruang bagi mereka yang memiliki kompetensi dan keahlian, baik ilmu agama maupun dunia yang kesenangannya dipanggil Ustad.

Dijamin atau tidak?. Sungguh sangat berbahaya, tidak sedikit pula dari mereka yang pandai berdusta di depan Ummat. Bahkan sangat mungkin baginya mengambil tindakan MANIPULASI sebagai bagian daripada praktek KORUPSI atau perampokan di Amal Usaha Muhammadiyah.

Bagaimana Amal Usaha Muhammadiyah?. Beberapa kasus yang dipersoalkan sering kali ditemukan Pembodohan terhadap Mahasiswa. Ironisnya, mereka lakukan mengatasnamakan AKHLAK untuk mencapai kepentingan. Tim audit terhadap Universitas, tindak lanjut dari hasil audit dinilai tidak jelas. Bahkan juga tidak sedikit pimpinan yang merangkap jabatan sebagai pengurus Amal Usaha yang dibiarkan begitu saja.

Siapa yang berani menasehati?. Tidak sedikit dari mereka pula yang tidak berani menasehati. Bahkan mungkin tidak ada karena sudah masuk pada kalangan atau kelompok perampok.

Beberapa aktivis mendapatkan bantuan dari persyarikatan atau paling tidak dari Unit Amal Usaha Muhammadiyah. Mungkin saja merasa durhaka ketika menentang kebijakan Pimpinan akibat Doktrin Sami'na Wa Atha'na. "HAPPY ENDING".

Tidak ada komentar:

ALLAZI ALLAMA BILKALAM ALLAMAL INSANA MALAM YA'LAM