Melihat
fonema yang terjadi di kampus, kita melihat banyak hal-hal yang tidak menjadi
kebiasan seperti dulu lagi, pada saat dahulu, budaya intelektual dan budaya
pergerakan yang ada di kampus biru yakni kampus Umpar merupakan sesuatu yang
sangat kental mengisi keseharian aktivitas akademika kampus.
Budaya-budaya
intelektual seperti, diskusi-diskusi di warung kopi sekitaran kampus yang
menjadi warna tersendiri di setiap sudut-sudut kampus, kini telah menjadi
sesuatu yang tak tampak realitasnya, dulu disetiap warung-warung yang ada di
kampus, dipenuhi oleh mahasiswa-mahasiswa yang lagi ngopi sembari
berdiskusi-diskusi mengenai apa saja yang berhubungan wacana-wacana dan isu
terhangat bangsa. Mungkin ada tapi hanya segelintir saja. Dan sangat kurang
dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.
Kajian-kajian
keilmuan yang dulu mengisi tiap malam-malam mahasiswa yang masih menghasrati
pengetahuan tumbuh bak jamur di musim hujan, bertebaran dan ada dimana, entah
itu di kos-kosan mahasiswa ataukah di Sekretariat masing-masing, sekarang hal
tersebut telah menjadi cerita yang tersusun rapi dalam rak-rak kesejarahan
pergerakan mahasiswa di kampus biru.
Pertanyaannya
adalah, adakah yang tersadar untuk memungut kembali puing-puing sejarah
tersebut, adakah yang berinisiatif mencoba menelusuri rak-rak kesejarahan
tersebut? Apatah lagi hal tersebut dikaitkan dengan momen sumpah pemuda yang
sudah delapan puluh emam tahun kita rayakan. Salam Redaksi!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar