Sudah
setengah abad lebih, ketika Bung Tomo memimpin Arek-arek Suroboyo melawan
agresi militer Belanda, dan tepat pada hari itu terjadi sebuah peristiwa
sejarah yang samapi hari masih terus dikenang. Setiap 10 November diperingati
Hari Pahlawan untuk mengenang jasa para pejuang yang membawa Indonesia
mempertahankan kemerdekaan. Setiap masyarakat pun ikut memeriahkan momen
tersebut dengan caranya masing-masing, tapi apa yang sebenarnya ada di benak
masyarakat Indonesi a mengenai Hari Pahlawan itu?
Persfektif
masyarakat Indonesia, khususnya anak muda yaitu dari kalangan mahasiswa,
mengenai makna Hari Pahlawan cukup beragam. Ada yang berpendapat bahwa
peringatan Hari Pahlawan merupakan hari untuk aktifis, buruh, petani dan mereka
yang masih belum merdeka dalam pekerjaannya untuk selalu berjuang dalam
kebebasan. Hari Pahlawan itu sendiri merupakan hari untuk rakyat Indonesia yang
bertujuan agar masyarakat tahu mengenai pahlawan-pahlawan Indonesia serta
jasa-jasanya.
Ada
juga yang berpendapat bahwa tanggal 10 November diperingati oleh mahasiswa
sebagai hari untuk belajar dengan giat. Dewasa ini, tidak ada lagi perjuangan
melawan penjajah, yang ada hanya perjuangan untuk mengarumkan nama bangsa.
Banyak
cara yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk memperingati Hari Pahlawan.
Tapi permasalahannya, ada juga orang Indonesia yang tidak memperingatinya
karena terpengaruh budaya asing. Mirisnya lagi, ada mahasiswa yang tidak tahu,
bahkan lupa, jika 10 November merupakan Hari Pahlawan.Hari Pahlawan merupakan
aktivitas berperang mempertahankan Indonesia, tapi lebih dari itu, yakni
seperti berjuang di bidang pendidikan.
Jadi
yang menjadi masalah kemudian adalah, apakah mahasiswa hari ini, yang mendapat
gelar, Agent of Change, Power of balance, dan Moral force dan selalu
meneriakkan kata perjuangan dan perubahan bisa kita katakan Pahlawan dalam
konteks perubahan bangsa?. Mari kembali ke internal diri masing-masing untk
menjawab hal tersebut.(010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar