Kalau bertanya
seperti apakah seorang aktivis itu? Pasti dibenak kita yang timbul adalah
Mahasiswa, sering aksi ataupun demo ,aktif oraganisasi, gemar berlembaga,
meyuarakan aspirasi dengan demo ataupun media lain. Itulah sebahagian kecil
penalaran orang-orang tentang seorang aktivis. Aksi adalah hobinya, berdebat
adalah makanan sehari-harinya, berteori adalah kesukaannya, dan retorika adalah
senjata andalannya.
Pertanyaannya
kemudian bagaimanakah seorang aktivis ketika diperhadapkan dengan sebuah
cinta?. Sesuatu yang jarang diperbincangkan bagi seorang aktivis seakan
terkesan tidak dipedulikan. Bagaimana cinta seorang aktivis, apakah dia tetap
masih mengingat yang namanya cinta ketika sudah turun kejalan -melakukan demo-?,
Dapatkah dia membagi waktunya untuk urusan organisasi,
akademik, dan cintanya? Itulah mungkin pertanyaan yang hadir dibenak kita ketika memandangi seorang aktivis.
akademik, dan cintanya? Itulah mungkin pertanyaan yang hadir dibenak kita ketika memandangi seorang aktivis.
Lantang
bersuara,, dengan prenampilan rantasnya, celana bolong pada lutut, baju yang
mungkin sudah beberapa hari terus dipakai, almater, PDH (Pakaian Dinas Harian),
ataupun kaos yang bersimbolkan organisasinya, dan rabut yang sedikit panjang
bahkan ada yang gonrong tak terurus, dengan megaphone ditangan kanannya serta
tangan kiri yang mengepal dan menjulur keatas sembari meneriakkan sumpah
mahasiswa yang jadi kata penyemagnat andalannya, bagi seorang perempuan itukah
seorang laki-laki sejati?. Walaupun tidak semua aktivis seperti itu.
Perempuan yang
menanggapi seorang aktivis yang memang menyukainya karena gayanya yang macho
sering berdemo. Ada juga yang menyukainya karena kecerdasan intelektualnya, ada
juga yang menyukainya karena ketampanan dan kegagahannya, ada pula yang hanya
kagum melihat aktivitas seorang aktivis. Tapi ada juga perempuan lain yang
tidak menyukainya karena mungkin penapilannya yang rantas, tak beraturan dan
menurutnya tidak terusus, ada juga yang
tidak suka seorang aktivis karena baginya seorang aktivis itu kerjanya hanya
aksi, turun kejan berdemo berpanas-panasan, membuang-buang waktu berteriak
tanpa ada hasil yang didapat, ada juga perempuan yang tidak sukaseorang aktivis
karena takut tidak diperhatikan, lebih mementingkan organisasinya, lebih lebih
pentingkanaksinya daripada pacarnya sendiri.
Itulah mungkin
sedikit ulasan seculi dari cinta seorang yang dijuluki aktivis, walaupun begitu
aktivis hanyalah seorang manusia biasa yang tetap membutuhkan yang namanya
cinta dan kasih sayang, yang ingin ada orang yang mendampinginya. Seorang
aktivis harus terung berjuang, menyuarakan kebenaran walau dengan keadaan dan
penampilan yang seadanya dan juga mebutuhkan seseorang disisinya.Brm.pn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar