Selasa, 05 Desember 2017

Dua Dosen Umpar dapat Beasiswa ke Jepang

Dua dosen Teknik Umpar meraih beasiswa Japan Student Services Organization (JASSO). Mereka bakal melanjutkan studi pascasarjana di Kyushu Institute of Technology (Kyutech).

Keduanya masing-masing Ismail untuk Program magister (S2) dan Nurdiansya untuk program doktor (S3). “Mereka dosen teknik informatika,” kata Dekan Fakultas Teknik Umpar, Muhammad Nashir, Selasa, 5/6.

Mereka akan menuntaskan program magister dan doktoral-nya di Kyutech, masing-masing selama 2 dan 3 tahun. “Setelah selesai, mereka wajib kembali untuk mengabdi di Umpar,” ujarnya.

Dia berharap, kesempatan untuk belajar di Jepang dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kedua dosen ini. Pasalnya, kedepan Umpar butuh banyak dosen yang berkompeten. “Apalagi kita targetkan secepatnya ada program pascasarjana untuk magister teknik,” harapnya.

Nashir menambahkan, beasiswa itu diraih salah satunya berkat dosen Umpar yang memang sudah terlebih dahulu studi di Jepang. “Disana, memang sudah ada dosen kita, namanya pak Mansur yang memberitahukan program beasiswa itu. Sekarang pak Mansur tahap desertasi,” tutupnya.(ard.pn)
(Di lansir dari Pijarnews.com)

Senin, 04 Desember 2017

Puisi "Dibalik Jiwa Urakan" Oleh Ibhe

Abel dalam karyanya.
" Di Balik Jiwa Urakan "
 Dipopulerkan Oleh : Ibhe 
Mereka berkata
Dia berkata
Kamu berkata
Aku urakan

Kata mereka benar
Kata dia benar
Katamu juga turut kubenarkan
Aku urakan

Yang menyusahkan Rakyat
Yang memakan uang Rakyat
Yang mempermainkan Rakyat, kan bukan aku

Bukan kaumku !
Bukan golonganku !
Bukan kawan-kawanku !
Sama sekali bukan yang urakan

Mari kesini kawan
Duduk bersamaku
Bercerita,sesap kopi yang telah kusediakan dimeja kotak ini

Kenali aku lewat obrolan kopi kita
Kenali aku dari asap-asap kretek kita
Kenali aku melalui jiwa urakan ku

Maka esok kau akan mendekapku sebagai kawan barumu
Bukan mereka yang menjaga citranya lewat promosi-promosi di televisi, radio, atau bahkan baliho

Mari merapat dengan ku kawan ~

Minggu, 03 Desember 2017

ONANI POLITIK MAHASISWA

Oleh : Chanrasusilo
Menristek BEM UMPAR

Momentum pemilukada di beberapa wilayah di sebagaian besar wilayah indonesia sudah semakin dekat saja, pesta demokrasi yang tentu saja akan menarik perhatian banyak orang untuk menyaksikan dan tentu ikut memeriahkan pesta para dewa dewa politik ini. Pertarungan para calon mungkin belum benar-benar dimulai karena ini masi pada fase persiapan semestinya, tapi atmosfer hura-huranya sudah semakin terasa saja di sana-sini ,bahkan di pelosok-pelosok yang jaringan telepon genggam saja jijik mendekat kesana tapi para politikus tak ragu untuk menembusnya demi kemenangan di perang nantinya . Tentu saja persiapan adalah sesuatu yang penting sebelum bertarung apa lagi ini soal pertarungan para dewa langit berebut nafas para budak manusia kelas jelata.
Siapa sih yang tidak mau menjadi Kepala Daerah hari ini yang sudah jelas lebih sejahtera dengan fasilitas serta tunjangan yang cukup memadai belum lagi soal sikat dan sikut sedikit dibadingkan kepala daerah dimasa lalu yang  hanya bermodal iklhas dan mendapat caci maki lebih banyak dari pada apresiasi atas kinerjanya. Kita mungkin sudah sama-sama tau  kalau negara kita sedang kencang-kencangnya melakukan pembangunan infrastruktur demi mengejar negara-negara maju yang infrastrukturnya sudah  memadai sedemikian rupa, dan saya yakin kita juga sama-sama paham soal bagaimna praktik sunat menyunnat anggaran yang sudah fardu ain hukumnya dalam proses pembangunan. Diantara sederetan orang yang namanya mencuat kepermukaan yang katanya punya niat menjadi kepala daerah di beberapa tempat munkin saja ada yang membawa kepentingan untuk memperbuncit perutnya sendiri dengan topeng kesejahtraan rakyat katanya, maka kita sudah harus berhati hati memilah-memilah dan memilih pada akhirnya.
Kaum intelektual muda yang menempu pendidikan di Perguruan Tinggi yang lebih akrab ditelinga kita dengan istilah mahasiswa, tentunya punya kemampuan analisa yang lebih hebat dari pada masyarakat yang  lebih akrab dengan cangkul dari pada soal  analisis wacana-wacana sosial yang berkembang di sekitarnya sendiri . Maka sudah suatu  keharusan bagi mahasiswa yang katanya lebih berilmu untuk kemudian melakukan gerakan pencerahan pada masyarakat untuk lebih peka dan lebih mengenal bagaimana proses pesta demokrasi dan proses perpolitikan yang sehat, serta bagaimana sebenarnya pembangunan yang semestinya menyejahtrakan rakyat,taNpa terlibat dalam balada kepentingan para calon dan dengan tetap bersih dari politik praktis.
 Sayangnya semua tak sejalan dengan harapan, yang ada adalah mahasiswa hari ini justru sudah ikut tercemari dengan peoses politik praktis bahkan cenderung pragmatis, tak sedikit kita jumpai mahasiswa yang sudah jeas-jelas menyatakan sikap  bergabung dengan parpol yang ada, paling sering adalah jadi tim pemenangan dari salah satu calon yang ada . Mungkin untuk mahasiswa garis kadaluarsa bergabung dengan parpol atau terlibat dalam pemenangan calon itu bisa dianggap hal biasa mugkin itu sebagai pengobat jenuh dari proses peramuan skripsi yang belum menuai kata Acc juga atau itu hanya soal memperbaiki jejaring untuk persiapan  sebelum sarjana dan  banyak alasan aneh lain yang bisa di gunakan untuk mengafirmasinya. Parahnya adalah mahasiswa yang baru seumur jagung yang proses kaderisasi di organisai kemahasiswaannya saja belum ia lalui sampai khatam tapi sudah kebelet untuk ikut dalam pesta langit perpolitikan. Dengan kemampuan analisis yang belum benar-benar mapan bahkan kerangka berpikirnya saja belum siap untuk menikmati politik praktis yang pada ujungnya akan justru meMbawa para mahasiswa dalam pragmatisme tanpa batas. Sungguh miris karena kasus ini sudah menjamur dan merata di semua kalangan mahasiswa  di smua pelosok negri ini , seakan mahasiswa berorganisasi hanya untuk terlibat dalam kanca pepolitikan yang tengah terjadi.
Banyak yang menjadikan alasan keterlibatannya dalam politik saat masi menyandang gelar mahasiswa hanya karena soal mempersiaapkan masa depannya lalu harus terlibat dengan smua itu. Mungkin sekilas ini adalah satu alasan yang logis di terima tapi benarkah dengan begitu cepatnya masuk dalam parpol atau  minimal jadi tim pemenangan calon itu adalah satu langkah tepat untuk mempersiapkan masa depan?.  Bukan kah menanam bibit yang belum semestinya  di tanam pun itu satu kesalahan  sudah dapat di pastikana bibit itu tak akan tumbuh apa lagi mau di panen, mahasiswa yamg semestinya masih sibuk dengan perbaikan kualitas diri justru sudah mulai di sibukkan dengan sesuatu yang sebenarnya belum waktu.

Kampus adalah miniatur negara, maka ketika mahasiswa mau belajar soal perpolitikan maka tempat belajar sebenarnya adalah di sistem perpolitikan mahasiswa dalam kampus atau dalam organisasi kemahasiswaan yang memang jauh lebih kecil skalanya dan memamg di sanalah tempat mahasiswa benar-benar mempersiapkan dirinya untuk masa depannya, bukannya malah menjadi pelacur idealisme dengan menikmati onani politik pratis yang pragmatis. Politik memang perlu untuk menjaga kita tetap waspada ditengah gempuran kepentingan. Dan mahasiswa diharamkan untuk buta terhadap politik karena menurut salah satu penayir Jerman Bertolt Bracth bahwa Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik. Orang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir semua pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional.Yang perlu diingat juga bahwa jangan juga menjadi tenggelam dan hanyut dalam pragmatisme politik yang akan membuat nalar kritis kita menjadi tumpul.

Selasa, 21 November 2017

Perayaan Milad UKM Olahraga UMPAR ke-16


Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga Universitas Muhammadiyah Parepare telah merayakan Milad ke-16 di Auditorium Kampus II UMPAR. Kegiatan ini bertemakan Menjalin Silaturahmi Antara Sesama UKM Olahraga UMPAR.

Perayaan Milad kali dihadiri oleh para alumni pengurus UKM Olahraga dan lembaga internal kampus. Adapun acara dalam perayaan milad tersebut di isi oleh sambutan-sambutan tari-tarian.

“Dalam perayaan milad ini tentunya kita berharap agar UKM Olahraga UMPAR ini semakin sukses dan tetap menjunjung tinggi sportifitas”. Kata Amir Patintingan selaku Wakil Rektor Tiga dalam sambutannya (19/11).

Muhammad Suriadi selaku Ketua Minat dan Bakat yang sempat kami temui usai kegiatan mengatakan bahwa “Dengan perayaan milad ke-16 ini, maka kami berharap UKM Olahraga UMPAR kedepannya akan semakin jaya dan eksis untuk menampung bakat mahasiswa UMPAR khususnya dalam bidang olahraga dan mampu untuk lebih berprestasi untuk UMPAR”.

Milad ke-16 ini merupakan bukti nyata kekompakan, sportifitas dan eksistensi UKM Olahraga itu sendiri selama 16 generasi kepengurusan yang diharapkan akan terus berlanjut sesuai dengan tema yang diangkat.(Ard.pn)


ALLAZI ALLAMA BILKALAM ALLAMAL INSANA MALAM YA'LAM